Sore ini di depan Student Center PKN STAN aku sengaja menyempatkan duduk sejenak di taman kecilnya. Sekedar menyambungkan WiFi gratis dan melihat orang berlalu lalang. Semilir angin lumayan menenangkan, dengan suasana sore yang cerah, dan jalan yang lengang atau hampir bisa dikatakan sepi. Namun ada yang berbeda kali ini. Tidak sengaja ketika aku duduk di sini aku melihat seorang pria yang jika dilihat-lihat mungkin masih berusia 30an atau kurang, ia tampak melihat sekeliling. Entah apa yang ia cari. Dengan motornya lalu ia berpindah ke arah selatan, di bawah pepohonan area sarmili. Tidak lama ia mencoba berjalan beberapa langkah mencari tempat berteduh mungkin, karena terik sore ini lumayan hangat lebih hangat dari biasanya. Hingga akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Ku buka ponsel dan kembali menyambungkan WiFi yang terputus karena jarak yang cukup jauh. Tidak lama kemudian aku kembali memperhatikan pria itu. Ia tampak tidak terurus, bajunya kotor, celana jeans-nya sobek di b
Suasana Kota Jogja memang istimewa, tidak hanya kotanya namun juga masyarakatnya. Desember tahun lalu saya pulang ke kampung halaman, di sebuah kabupaten di Yogyakarta. Tidak lengkap rasanya pulang ke kampung halaman tanpa bermain ke Kota Jogja walau hanya sekedar bertemu dengan Tugu Jogja, sebuah tugu pal putih yang membuat siapa saja rindu untuk kembali ke Jogja. Namun, hidup di kota bukanlah hal yang mudah, terutama di Kota Jogja. Demi mencukupi kebutuhan hidup, semua pekerjaan pastilah dilakukan. Seperti yang saya temui di beberapa titik lampu merah di Kota Jogja. Pertama adalah seorang kakek – kakek yang sudah cukup renta namun masih semangat dengan rompi oranye membawa setumpuk koran, berlalu lalang menyusuri para pengendara yang menunggu lampu merah berubah hijau. Kakek itu selalu saja berjualan koran di situ, teriknya matahari tidak menghalangi langkah Sang Kakek, capingnya terasa begitu meneduhkan. Dengan wajah penuh semangat dan selalu menebar senyum, maka sudah cuku