Assalamu’alaikum
wr. Wb 😇
Haloooooo....
akhirnya kita bisa kembali berjumpa di blog dalam postingan yang ke delapan
kali ini. Kali ini saya akan menyampaikan sebuah makna, banyak ilmu di balik
sebuah kata, dan masih banyak lagi sari yang dapat kalian ambil dari tulisan
ini. Apa ya satu kata yang saya maksud? Ada yang sudah menebak-nebak? Ya,
toleransi. Satu kata penuh makna.
Nah, yang
pertama, saya akan menyampaikan apa itu toleransi. Ada yang tau apa toleransi??
Ya, pasti semuanya sudah tau. Akan saya perjelas, toleransi adalah membiarkan
orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita,
tanpa kita ganggu dan intimidasi. Ya ini definisi toleransi yang tertulis di
wikipedia, lalu bagaimana islam mengartikan toleransi? Sesungguhnya toleransi
merupakan salah satu dari sekian banyak ajaran inti dari islam. Toleransi
sejajar dengan ajaran fundamental lainnya, seperti kasih sayang, kebijaksanaan,
al mashlahah al ammah, dan juga keadilan. Hakikat toleransi pada intinya adalah
usaha kebaikan, khususnya kepada kemajemukan agama.
Islam adalah
agama yang mudah dan penuh toleransi. Allah mengutus nabi muhammad saw dengan
membawa agama yang lurus dan mudah. Hukum – hukum islam dibangun di atas kemudahan
dan tidak menyulitkan, norma norma agama ini seluruhnya di cintai Allah. Namun
yang paling mudahlah yang amat dicintai oleh allah, maka dari itu marilah kita
berusaha mewujudkan hubungan yang harmonis antar umat manusia. Yaitu dengan
cara toleransi, etika pergaulan.
Nah dalam
ayat tersebut jelaslah bahwa agama islam adalah agama rahmatan lil alamin.
Barang siapa yang berpegang teguh kepada tali yang kuat dan bernaung dibawah
nauangan panji kebenaran yang kokoh maka akan tercapai istiqamah di jalan yang
lurus dan tidak akan tersesat. Islam bagaikan tali yang amat kuat, jika kita
mengenggamnya dengan amat kuat dan tak terlepaskan, maka seberat apapun beban
yang menindih kita, menarik kita ke hal yang sesat maka tali itu tidak akan
putus, kita tidak akan tersesat bersama beban – beban yang menarik kita
tersebut.
Di daerah
daerah yang memiliki pendudukn mayoritas islam, dan di sana juga ada kaum yang
tidak menganut islam maka islam memberi hak kepada mereka untuk memilih apakah
mereka ingin memeluk islam atau tetap dengan agama mereka. Ini merupakan suatu
bukti yang jelas bahwa umat islam tidak melakukan paksaan, bahkan tetap
menghormati kemerdekaan beragama. Namun sebaliknya, bagaimana jika kaum yang
minoritas itu adalah kaum muslim, sungguh masih banyak yang bernasib malang,
hendaklah kita bersyukur senantiasa dikelilingi oleh para muslim dan muslimah
yang ta’at. Alhamdulillah.
Islam juga
tidak hanya menitikberatkan toleransi kepada agama saja, tetapi terhadap
berbagai perbedaan yang ada. Indonesia adalah negara yang kaya amat budaya,
mulai dari bahasa daerah, rumah adat, suku, agama, warna kulit, dan masih banyak
lagi. Nah islam melarang empat hal dalam kaitannya dengan toleransi. Larangan –
larangan ini demi menjaga hubungan persaudaraan dan kehormatan manusia. Kita
semua.
Empat hal
itu antara lain:
1. Larangan suatu kaum memperolok-olok kaum yang
lain
2. Larangan mencela diri
3. Larangan memberi atau memanggil orang lain
dengan gelar atau panggilan yang buruk
4. La rangan untuk netting, alias negatif
thinking, alias berburuk sangka.
Kita mulai
dari yang pertama,
[1409]
Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin
karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410]
Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti:
Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Nah sudah
sangat jelaslah pada ayat tersebut, bahwa islam sangat melarang suatu kaum
untuk mengolok-olok kaum yang lainnnya. Karena mengolok-olok sama halnya dengan
menghina, menyerukan aib, bahkan ada kesombongan dibaliknya. Negolok-olok
sendiri bisa terjadi karena menirukan, memanggil dg panggilan buruk, atau dg
isyarat. Dalam al quran orang yang mengolok-olok, adalah orang musrik yang
memperolok-olokkan kaum mukmin. Naudzubillahimindzalik.
Yang kedua
yaitu larangan mencela diri sendiri.
Allah
berfirman dalam al quran yang artinya “janganlah mencela dirimu sendiri”. Ya
dalam al quran kita dilarang mencela diri sendiri, mengapa? Karena seluruh umat
muslim sejatinya setubuh, sejiwa, apabila kita mencela saudara muslim yang lain
sama saja kita mencela diri sendiri.
Yang ketiga
adalah larangan memanggil orang lain dengan nama yang buruk atau panggilan yang
tidak enak didengar. Panggilan yang buruk bisa menggambarkan sebuah penghinaan,
aib, dan yang pasti bisa jadi menyakitkan hati orang lain, bahkan keluarga,
bapak dan ibunya. Hal ini mampu menciptakan timbulnya permusuhan dan hilangnya
silaturahmi. Sungguh Allah tidak menyukai
hal – hal seperti demikian.
Yang
terakhir yaitu larangan untuk bernegatif thinking atau berburuk sangka. Kenapa
begitu?
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Ya, seperti
itulah.
Maka sebab
itu hubungan yang baik antar manusia harus dijalin sejak saat ini juga, tetapi
pastilah sebelum adanya pidato ini pastilah semuanya sudah terjalin dengan baik
bukan? Alhamdulillah, saatnya kita menjaga dan lebih menguatkan lagi hubungan
kekeluargaan, kasih sayang, dan toleransi di anatara kita semua. Karena Allah
telah mengibaratkan hubungan sesama muslim di dunia bagaikan bangunan, tanpa
adanya dasar yang kuat dan persatuan maka mustahil bangunan itu akan terbangun
dengan kokoh. Tanpa adanya toleransi, dan rasa persaudaraan yang ada bangunan
itu bagaikan istana pasir yang digulung ombak, tersapu rata tak berbekas.
Astagfirullah.
Marilah
dalam menjalin hubungan di tengah – tengah masyarakat indonesia yang sangat
heterogen ini kita kuatkan toleransi, rasa saling menghormati, menghargai, dan
mengasihi antar sesama. Hidup beragama di indonesia bahkan sudah di atur dalam
uud tahun 1945 pasal 29 yang isinya bahwa negara menjamin dan melindungi
rakyatnya dalam memeluk agama dan melaksanakan ibadah sesuai apa yang dianut.
Dan tak lupa kembali diingat dalam quran surah al baqarah ayat 256 bahwa tidak
ada paksaan untuk memeluk agama islam. Allah memberikan kebebasan kepada
seluruh manusia, hanya saja agama yang dirahmati oleh allah hanya satu, yaitu
ISLAM.
Kita sebagai
umat muslim janganlah memaksa orang lain untuk memeluk agama islam, jika kita
mengajaknya baik-baik ia terima sungguh anugrah yang amat besar, akan tetapi
jika ia tetap ingin dengan agamanya ya
kita jangan memaksa, apalagi dengan kekerasan. Islam ada di bumi dan mampu
diterima oleh manusia tidak terlepas dari keluwesan islam itu sendiri. Tidak
memaksa, cinta damai dan datang sebagai petunjuk umat manusia yang paling
lurus, paling benar.
Allah
sesungguhnya menurunkan islam di bumi agar kita semua manusia tahu mana jalan
yang jelas dan benar, dan mana yang tidak benar. Sebagai muslim yang hidup di
era modern saat ini, kita harus tetap berpegang teguh kepada tali islam, tali
Allah Swt, untuk menghindarkan diri dari syaitan.
Sebelum
mengakhiri postingan kali ini, saya ada sedikit pantun nih...
Bulan sabit
bulan purnama
Di langit telah
tersemat
Mari berbuat
baik untuk sesama
Untuk bekal
dunia akhirat
Burung dara
burung pelikan
Lebihlah
elok cenderawasih
Inilah yang
saya sampaikan
Atas
perhatiannya terimakasih
Terimakasih
sudah membaca, kritik dan saran selalu saya harapkan, saya akhiri
wabilahitaufik wal hidayah, wassalamualaikum wr. wb😇
Nb: Naskah ini adalah naskah pidato pribadi saya yang ditelah diubah sesuai cara menyampaikannya (tulisan).
Komentar
Posting Komentar